Dewasa dari Kesalahan


Namun, bukan berarti untuk jadi dewasa kita harus berbuat  kesalahan  dulu. Itu artinya salah presepsi.

Disini maksudnya, ketika kita mampu menghikmahi setiap kesalahan yang kita lakukan, disaat itulah kita sedang belajar menjadi dewasa, memaknai setiap tindakan yang kita lakukan.

Tuhan saja Maha Penyayang dan Maha Pengampun, kenapa manusia malah menghakimi dirinya sendiri atau bahkan terkadang menghakimi manusia yang lain.

Siapapun pernah berbuat kesalahan entah itu dosa kecil atau besar…

bukan lantas kita memaklumi kekhilafan dan kesalahan kita, tapi bagaimana kita bertanggung jawab atas kesalahan yang sudah diperbuat dan bertaubat untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama atau bahkan kesalahan lain yang lebih besar dari sebelumnya.

Ujian Kehidupan Manusia itu ada dua :

1.Nikmat

ketika seseorang diberi apa yang selalu mereka inginkan itulah nikmat, tapi ujiannya adalah apakah mereka mau bersyukur atau tidak

2.Cobaan

ketika seseorang diberi apa yang tidak dia inginkan dan yang tidak pernah dia pikirkan, dan ujiannya apakah dia mau bersabar atau malah mengeluh

Dan jika kita gagal melalui ujian itu maka kita kan selalu di uji dengan hal yang sama, sampai kita bisa menemukan pelajaran yang bisa di ambil hikmahnya.

Tak ada manusia luarbiasa lahir begitu saja, tak ada pemenang yang tidak pernah gagal sebelumnya….mereka juga pernah berbuat salah, pernah ceroboh, pernah terpuruk…tapi yang menjadikan mereka luarbiasa adalah mereka bisa bangkit, mereka bisa memperbaiki kesalahan menjadi sesuatu yang benar pada akhirnya.

“Bukan seberapa sering kita Jatuh tapi yang terpenting adalah Seberapa sering kita bangkit untuk tidak terpuruk…”

Kenapa Tuhan kasih kita Ujian karena DIA sayang kita, Tuhan ingin kita belajar untuk mau memperbaiki diri.

ya…Perbaikan Diri, yang nanti menjadikan kita untuk mau belajar menjadi dewasa, dan untuk itu kita memang harus banyak berkorban,

berkorban  untuk membuang semua keegoisan diri, pemakluman diri, kemanjaan, dan keinginan pribadi, kecenderungan semata.

siapa yang bilang berkorban itu mudah…?

menjadi orang yang mau mendengar, menjadi orang yang mau bertanggung jawab, menjadi orang yang mandiri, menjadi orang yang mau mengerti orang lain, menjadi orang yang bijak…itulah dewasa.

dan jelas itu bukan perkara mudah, tapi itu juga bukan perkara yang sulit,

asal kita mau, mau dan mau

yakin bahwa kita mampu…

—Bukankah kita adalah apa yang kita pikirkan?—

Memang tidak mudah untuk menjadi dewasa, ada masa transisi yang panjang, perlu ilmu, ada latihan, dan sebagainya.  “Ada banyak cara menjadi dewasa, kadang begitu mudah semudah membaca buku dan menemukan kearifan di tiap lembarnya. Bahkan ada yang lebih mudah, seperti bercermin pada setiap kejadian yang terjadi pada orang lain. Tapi tidak jarang, kita harus menempuh jalan yang begitu berat untuk menjadi dewasa dan sadar. Kita mesti melewati sungai fitnah yang deras, harus membelah rimba cobaan dengan kerja dan sabar, bahkan kita harus penuh luka sebelum akhirnya memetik hikmah dan menjadi dewasa. Ada yang berhasil, namun banyak pula yang gugur di tengah jalan.”

Seorang dikatakan dewasa, ketika ia mampu mengendalikan tindakannya. Sudah mampu membedakan mana yang harus dan mana yang tidak boleh ia kerjakan. Terpenting, seorang yang mengaku sudah dewasa, harus mampu mempertanggungjawabkan lisan dan perbuatannya. Apakah kita sudah termasuk orang dewasa,?? Tanyakan pada nurani kita?

saling mengingatkan, saling mendoakan, saling menguatkan

tidak ada salahnya kita sama-sama belajar menjadi dewasa.

Saya pun sedang berproses untuk bisa menjadi dewasa ^^

Good Luck for All

Be the best…

4 komentar di “Dewasa dari Kesalahan

Tinggalkan Balasan ke siluetjingga Batalkan balasan